Sabtu, 03 Mei 2014

WEBVERTISING




     Webvertising kependekan dari web-advertising kini sudah merupakan hal yang lumrah dilakukan. Sejak pertama kali internet dibuka untuk dipergunakan secara luas oleh publik membuka juga peluang bisnis melalui media internet atau lebih dikenal dengan sebutan electronic commerce (e-commerce) dimana semua kegiatan transaksi dilakukan mempergunakan media internet ini, baik pemesanan maupun pembayaran yang dilakukan secara online. Mengapa pelaku usaha beralih ke internet?
Ada beberapa alasan, antara lain :

  1. Menaikkan pendapatan yang didapatkan dari konsumen baru dengan basis internet.
  2. Memangkas biaya marketing dengan hanya menggunakan katalog online
  3. Mempertahan konsumen yang loyal dengan memperkuat hubungan ke konsumen dengan memberikan pilihan bagi konsumen serta pemberian informasi melalui sistem penjualan online.
  4. Menghemat waktu.
  5. Menghindari kehilangan pangsa pasar akibat persaingan dengan kompetitor.
Pelaku usaha memburu calon konsumen (internet users) karena secara umum konsumen ini mengenyam pendidikan yang baik dan mempunyai penghasilan lebih baik dari masyarakat secara umum.Webvertising memang berbeda dengan iklan yang dilakukan secara konvensional seperti : penyebaran brosur, penempatan iklan-iklan di majalah, koran, ataupun Televisi. Perbedaan mendasar terletak pada konsumen (baca: calon konsumen) yang tentunya berbeda pangsa pasarnya. Dalam beriklan secara konvensional, melalui televisi misalnya, siapapun dapat melihat informasi yang diiklankan, berbeda dengan iklan yang ditayangkan melalui internet dimana konsumennya terbatas pada pengguna internet (user), dan itu pun belum tentu mereka mengunjungi situs-situs dimana pelaku usaha mengiklankan produk yang dijualnya.
Lalu, apa solusinya? Webvertising yang umum digunakan adalan dengan menggunakan banner advertising, selain itu juga dikenal ‘pop-up windows yang menampilkan situs dalam bentuk mini kepada user. Hal lainnya yang tidak asing di kalangan user adalah spamming terhadap misalnya email gratis yang banyak ditawarkan di internet. Mengganggu? memang, belum lagi informasi yang dikirimkan melalui email yang didapat dengan cara mengintip atau tepatnya mengambil data pengguna alamat email gratis yang pada akhirnya hanya memenuhi inbox dari pemilik alamat email tersebut. Belum lagi adanya kemungkinan penipuan dengan memberikan informasi yang salah/tidak benar dalam iklan yang ditayang tersebut atau tendensi wanprestasi yang cukup besar.

E-TAILING


E-tailing adalah suatu perantara penjualan, seorang penjual yang beroperasi antar pelanggan dan pabrikan. Atau pemanfaatan e-commerce untuk keperluan membuat toko eceran.
Contoh: www.amazone.comwww.walmart.com, www.tesco.com

Karakteristik Keberhasilan E-Tailing


1. Content dari website
Yaitu tampilan dan juga kemudahan yang didapatkan dari sebuah situs


2. Komunitas dalam internet
Dimana setiap pelaku bisnis e-tailing harus mampu membangun komunitas khusus dalam situsnya. 
Komunitas yang dibangun antara lain didasarkan pada : Kesamaan hobi, kesamaan minat, kesamaan pengalaman, kesamaan keperdulian, kesamaan regional wilayah tempat tinggal, dll.

3. Komersialisasi
Yaitu menyangkut segala sesuatu yang ditawarkan untuk menarik konsumen agar bersedia melakukan transaksi pembelian.


Terdapat 4 konsep dasar model bisnis e-tailing yang dikemukanan oleh Calkins

1. Chanel Support
Usaha untuk meningkatkan penjualan tambahan dengan cara memanfaatkan pengecer yang menggunakan internet untuk mendukung distribusi yang ada. Contohnya : mirip toko kelontong.


2. Category Killer
Adalah pengecer yang menawarkan kelengkapan untuk kategori yang bersangkutan meskipun sebenarnya spesialisasinya adalah pengecer untuk satu macam produk saja.

Contohnya: Home Depot (home improvement), Toys RUs (mainan anak-anak), dan lain-lain.


3. Auctioner
Dikenal sebgai perusahaan yang melakukan transaksi lelangonline. Pedagang melakukan content (produk yang ditawarkan, informasi rinci, dan harga penawaran).


4. Vertical Portal
Bisnis ini melibatkan beberapa merchant yang memiliki modal yang sangat kuat, merk yang terkenal, skala bisnis yang besar, dan kredibilitas yang meyakinkan.

Contoh pelaku bisnis ini dapat ditemukan di www.pikenet.com


Permasalahan E-Tailing

1. Profitabilityom

• Mengalami kerugian pada tiap-tiap penjualan yang dilakukan, ketika mencoba untuk

   tumbuh dalam ukuran dan skala mencari keuntungan.
• Dasar Pendapatan dan biaya tidak jelas
• Sukses Jangka Panjang memerlukan kelangsungan hidup keuangan


2. Manage New Risk Exposure
• Perusahaan lokal bertentangan dengan pelanggan lokal dan peraturan lokal
• Perusahaan nasional mempunyai unsur lebih
• Perusahaan global berhadapan dengan banyak perspektif budaya


3. Branding
Sebagai pengarah sebagai pendorong kearah belanja yang berlebihan


4. Starting with insufficient funds
Memulai usaha dengan dana yang tidak cukup


5. Keep In Interesting
Design yang Statis akan mati, Web Site yang Dinamis dengan informasi database yang besar, kebanyakan berupa permohonan dari customer

E-COMMERCE


Electronic Commerce (E-Commerce) secara umum merupakan kegiatan bisnis (perniagaan/perdagangan) atau jasa yang berhubungan erat dengan konsumen (Consumers), Manufaktur, Internet Service Provider (ISP) dan Pedagang Perantara (Intermediateries) dengan menggunakan media elektronik. Dalam hal ini media elektronik utama dengan menggunakan internet.
Menurut Yuan Gao dalam Encyclopedia of Information Science and Technology (2005) menyatakan E-Commerce adalah penggunaan jaringan komputer untuk melakukan komunikasi bisnis dan transaksi komersial.

Onno W. Purbo dan Aang Wahyudi mengutip pendapat David Baum:
Bahwa E-commerce merupakan suatu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan komunitas melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik.

KONSEP E-COMMERCE


  • Automation : Otomasi bisnis proses sebagai pengganti proses manual (konsep “enterprise resource planning”)
  • Streamlining/Integration : Proses yang terintegrasi untuk mencapai hasil yang efisien dan efektif (konsep “just in time”).
  • Publishing : Kemudahan berkomunikasi dan berpromosi untuk produk dan jasa yang diperdagangkan (konsep “electronic cataloging”).
  • Interaction : Pertukaran informasi/data antar pelaku bisnis dengan meminimalisasikan human error (konsep “electronic data interchange”)
  • Transaction : Kesepakatan dua pelaku bisnis untuk bertransaksi dengan melibatkan institusi lain sebagai fungsi pembayar (konsep “electronic payment”)

PERKEMBANGAN E-COMMERCE DI INDONESIA



Tantangan perkembangan E-Commerce di Indonesia, yaitu :

1. Kultur
  • Masyarakat Indonesia, yang masih belum terbiasa dengan 
    berbelanja dengan katalog.
  • Masih harus melihat secara fisik atau memegang barang 
    yang akan dijual.
  • Masih senang menawar harga yang dijual.
2. Kepercayaan
  • Kepercayaan antara penjual dan pembeli masih tipis.
  • Kepercayaan kepada pembayaran elektronik masih kurang.
  • Penggunaan masih jarang.
3. Merujuk data Frost & Sullivan (“Indonesia Telecom Outlook Indonesia–Go Online”, 2012),
    pendapatan transaksi Ecommerce di Indonesia mencapai USD 120 juta pada 2010 dan
    akan menjadi USD 650 juta pada 2015. Sementara itu, menurut Asosiasi Penyelenggara
    Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia pada 2012
    mencapai 63 juta dan diprediksi menjadi 82 juta di akhir 2013.

4. Pertumbuhan E-commerce di Indonesia, menurut Daniel Tumiwa, Ketua Umum Indonesia
    e-commerce Association (idEA), dipicu oleh tren digital yang tengah marak. “Industri
    e-commerce tumbuh secara signifikan di Indonesia. Sayangnya, baru 6,5% pengguna
    internet yang bertransaksionline.

5. Menurut Azhar Hasyim, Direktur E-Bussiness Kementerian Komunikasi dan Informatika,

    pada tahun 2012, potensi E-commerce mencapai Rp 160 triliun dan di tahun 2013
    diperkirakan akan naik 30 persen.

6. Fred Wilson Venture Capitalist dari Union Square menganalisa Pendapatan E-Commerce
    mencapai $200 miliar di Amerika Serikat pada 2011 dan tumbuh hampir 10% per tahun.
    Pendapatan E-Commerce global setidaknya dua kali lipat, mungkin sebanyak $500 miliar.